Fahri Hamzah, Jokowi dan Talafi

Melihat kebencian sejumlah orang atas tidak walkout-nya Fahri Hamzah dari rapat DPR atas keputusan Presidential Treshhold membuat saya sempat keheranan. Saya bukanlah orang yang mengidolakan Fahri Hamzah, namun sikap sejumlah pihak yang menuduhnya pengkhianat adalah tidak tepat. 


Seperti yang kita ketahui, FH masih duduk di kursinya dan tidak ikut langkah partai-partai oposisi untuk walk-out. Namun yang namanya politik tidak sesederhana yang kita lihat. Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar terkait hal itu. 

Namun izinkan saya bercerita sedikit tentang bagaimana seharusnya kita bersikap atas anggota jamaah atau partai yang dipecat.

Pertama, saya sendiri tetap melihat sisi baik FH yang mengatakan kepada setnov bahwa suaranya tidak termasuk dalam pengambil keputusan, walaupun ia tidak walkout.
Sejauh ini, yang saya ketahui, satu-satunya kader yang paling dibenci oleh kaum liberal dan antek cukong cina ya FH. 


Sampai hari ini, tulisan statusnya di medsos, di surat kabar, di media televisi, dll cukup membuat Jokowi cs gerah.
Sampai-sampai golongan sebelah harus mencari sosok yang good looking seperti Tsamara Amani yang heboh dengan cercaan newbienya kepada FH. 


Dalam politik, tak ada yang sesimpel keliatannya. Karena itu Anda dan saya tidak boleh terprovokasi dengan lugu untuk ramai-ramai mem-bully FH. FH juga gak perlu dibela karena dia sendiri sudah terbiasa di-bully.
Yang tidak adilnya kita adalah, ketika FH melakukan kesalahan, kita semangat menulis status cercaan, namun diam saat Jokowi menaikkan BBM dan TDL.


Kala itu, Anda dimana?


Saya sendiri tidak ingin ikut dalam pertikaian yang mirip seperti kelakuan Talafi (ngaku jamaah salafi tapi suka menghujat dan mengkafirkan). Contoh saja kelakuan Syafiq basamalah yang dengan ringan menuduh ISIS itu sumbernya dari Ikhwanul Muslimin. 

Dari situ sudah nampak bahwa mereka ini hanya fokus kepada ilmu tapi minus akhlak. Mereka lupa bahwa syech mereka sendiri yang mengatakan bahwa IM bukan ISIS, malah kebanyakan ISIS itu berasal dari oknum salafi yang sudah sesat. 


Karena itu, sikap mereka yang suka bertengkar satu sama lain tak usah kita tiru. Daripada membuang tenaga menghujat FH, kenapa gak dipakai untuk mengkritik Jokowi yang semakin tidak pro terhadap ummat Islam, salah satunya dengan pembubaran ormas Islam yang semakin mudah di rezimnya.